Pabrik PCC di Solo Gunakan Teknologi Luar Negeri

Polresta Surakarta – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso (Buwas) menegaskan, pabrik pil PCC (Paracetamol, Caffein dan Carisoprodol) di Kota Solo yang digerebek bukan pabrik biasa. Pabrik tersebut termasuk pabrik berskala besar dan ditopang teknologi canggih.

“Ini (mesin) teknologi canggih yang tidak dibuat negara kita. Ini pabrik besar. Bukan ecek-ecek,” ungkap Komjen Buwas dalam jumpa pers di tempat kejadian perkara di Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin, 4 Desember 2017.

Dengan kapasitas produksi 20 ribu hingga 50 ribu pil per hari, pabrik di Kota Solo memasok tablet PCC ke sejumlah wilayah. Seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Jawa Tengah, NTB dan DKI Jakarta

Kecurigaan lain BNN, pabrik ini memiliki jaringan yang tersebar. “Jaringannya pasti bukan hanya di sini namun di kota lain, dikendalikan dengan beberapa orang di sini,” kata dia.

Bahan Baku dari Luar Negeri

Selain menggunakan teknologi canggih, bahan baku pembuat PCC ini diduga berasal dari luar negeri. BNN dan kepolisian setidaknya membekuk delapan orang yang diduga terlibat dalam operasional pabrik di Solo.

Satu diantaranya adalah Sri Anggoro alias Ronggo. Anggoro diduga merupakan pengendali sekaligus pencari bahan baku.

“Dari hasil paspor yang disita, Anggoro ini berkali-kali masuk China dan India. Dia yang diduga belanja bahan baku dari negara-negara tersebut,” papar Buwas.

Adapun dari penggerebekan pabrik PCC di Solo, Jawa Tengah, BNN dan polisi menyita sejumlah barang bukti. Yakni 3 juta pil PCC yang diberi merek Zenith, 3 mesin besar pencetak pil atau tablet, 3 drum bahan kimia, 60 rol aluminium foil untuk pembungkus. Kemudian 2 drum cairan bahan baku, 40 karung carisporodol dan 4 karung magnesium sitrat.

Exit mobile version